Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Bahayanya Jika Apple Patuhi Trump Buka iPhone


Jakarta - Apple dalam tekanan untuk membuka dua iPhone yang dikunci, milik tersangka penembakan di pangkalan angkatan laut AS di Pensacola, Florida pada Desember 2019. Jika Apple tunduk, ada bahaya menanti semua pengguna iPhone.

Dikutip detikINET dari Yahoo News, membuat akses belakang atau backdoor meski hanya pada satu iPhone, bisa membuat seluruh iPhone kena risiko serangan hacker. Kenapa demikian?

Untuk unlock iPhone tersangka, Apple harus dengan sengaja 'merusak' software iOS, membuat akses pada semua data yang ada di perangkatnya. iPhone yang dipakai tersangka sama dengan iPhone di seluruh dunia sehingga metode Apple untuk membukanya bisa juga dipakai di iPhone lain.

"Segera setelah kaum kriminal bisa mengetahui cara bagaimana memanfaatkannya, maka Anda semua berada dalam masalah," sebut Justin Cappos, profesor Ilmu Komputer di NYU Tandon of School Engineering.

Tidak ada jaminan bahwa metode membuka iPhone tetap hanya diketahui oleh aparat penegak hukum. Dengan segala cara, apalagi iPhone sangatlah populer, penjahat siber bisa saja mendapatkannya.

"Banyak orang di komunitas keamanan cemas tentang backdoor karena sulit diawasi penggunaannya dan bisa saja bocor, misalnya ada oknum yang membeberkannya," terang Petros Efstathopoulos, dari NortonLifeLock Research Group.

Apple tentu juga tak mau mengorbankan begitu saja reputasi iPhone yang dikenal aman karena dikontrol ketat. Maka tekanan dari otoritas termasuk Trump mungkin saja diabaikan.

"Kita selalu membantu Apple soal perdagangan dan banyak isu lainnya, tapi mereka menolak untuk membuka ponsel yang digunakan pembunuh, pengedar narkoba dan elemen kriminal lainnya," tulis Trump di Twitter.

"Mereka harus berpartisipasi dan membantu negara kita yang luar biasa, sekarang!" sambungnya.


sumber:inet.detik