Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesta Diskon Belanja Online Demi Tepis Imbas Virus Corona

Pesta Diskon Belanja Online Demi Tepis Imbas Virus Corona - mengutip pada detikcom Pemerintah memutar otak demi jaga momentum pertumbuhan ekonomi dari dampak virus corona. Salah satu yang akan didorong dari sisi konsumsi rumah tangga pesta diskon belanja online.

Staf Ahli Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi menjelaskan dampak virus corona terhadap ekonomi RI bisa dilihat dari 3 hal yakni pariwisata, perdagangan dan berujung pada pertumbuhan ekonomi.

Untuk sektor pariwisata dampaknya cukup terasa dari penurunan turis asing dari China akibat penundaan penerbangan sementara. Untuk masalah ini pemerintah berupaya dengan memberikan insentif baik untuk tiket pesawat maupun hotel.

Lalu untuk sektor perdagangan juga tentunya sangat berpengaruh. Turunnya aktivitas ekonomi di China sudah mempengaruhi impor RI. Bahayanya, impor bahan baku untuk keperluan produksi barang ekspor juga turun.

Kemudian yang ketiga berujung pada pertumbuhan ekonomi. Nah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan fokus mendorong konsumsi rumah tangga.

Salah satu caranya pemerintah akan gelar pesta diskon belanja online.

Edi mengatakan untuk menjadi momentum pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan mendorong konsumsi rumah tangga. Sebab kontribusi dari konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi paling besar.

"Karena konsumsi rumah tangga itu porsinya 56%. Secara struktur banyak komponen yang pengaruhi konsumsi tidak hanya makanan dan minuman tapi juga pakaian transportasi, komunikasi dan lainnya. Sehingga apabila menghadapi situasi tertentu maka kita dorong pola konsumsi," ujarnya di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (13/2/2020).

Nah menariknya, konsumsi rumah tangga RI sedang loyo. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan konsumsi di kuartal IV-2019 hanya tumbuh 4,97%. Padahal biasanya pertumbuhan konsumsi rumah tangga setiap kuartal tumbuh di atas 5%.

"Dalam situasi seperti ini tentu kita cari peluang apa yang bisa kita manfaatkan. Tentu tidak hanya dari pemerintah tapi kita akan cari peluang yang terbaik supaya kita jaga pertumbuhan ekonomi," kata Edi.

Dia mengakui saat ini daya beli masyarakat Indonesia juga dalam kondisi yang tidak prima. Namun pemerintah akan merangsang konsumsi masyarakat dengan berbagai cara.

Salah satunya dengan mendorong belanja melalui e-commerce. Pemerintah akan mengajak pelaku e-commerce untuk mengadakan festival belanja online seperti Harbolnas. Namun hal itu masih dikaji dengan para pelaku usaha.

"Kami lagi kerja samakan dengan yang memang urus e-commerce ya. Mereka ingin melihat yang kemarin 11-11, 12-12 seperti apa. Kalau 11-11, 12-12 sukses, lalu yang dibelanjakan barang apa. Jangan-jangan barang dari China juga percuma kalau barangnya nggak ada," tutur Edi.

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pendekatan dengan para pekerja seni. Mereka yang berencana melakukan kegiatan didorong untuk dipercepat pelaksanaannya guna mendorong konsumsi masyarakat.

"Kami bertemu dengan pekerja seni, tolong dong mereka buat satu event. Event itu mau dibuat Juni, tp kami minta bisa nggak dimajukan supaya ada kegiatan yang memancing orang mau belanja. Contoh satu moment mereka akan merilis 1 film karakter tertentu, nah karakter itu merchandise-nya dijual di saat-saat sekarang, nggak perlu nunggu nanti. Itu kan memancing berkonsumsi," terangnya.

Staf Ahli Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan, hingga saat ini pemerintah belum bisa memberikan hitungan pasti dampak dari virus corona terhadap ekonomi RI. Pemerintah fokus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

"Kita tidak hanya bermain di angka-angka, walaupun kita juga menghitung," ujarnya.

Meski begitu, menurut Edi kondisi ekonomi RI bisa dibuktikan apakah terjangkiti virus corona atau tidak dari data pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020. Sebab di periode itu pertumbuhan ekonomi diyakini akan stabil sebab ada momen hari raya Lebaran.

Lebaran menjadi momen besar untuk mendorong konsumsi rumah tangga. Nah konsumsi rumah tangga sendiri memiliki kontribusi paling besar dalam pertumbuhan ekonomi. Sehingga jika di kuartal II-2020 nanti mengalami penurunan, pertumbuhan ekonomi terjadi anomali.

"Kalau lihat siklus kuartal II itu kita sangat terbantu karena faktor keagamaan. Justru selama ini tidak pernah mengalami penurunan PDB di kuartal II. Justru kalau terjadi penurunan di kuartal II itu tadi saya bilang bahaya. Karena kita tidak di dalam siklus yang normal," ujarnya.

Dengan adanya anomali seperti itu, Edi yakin ekonomi RI 'terjangkiti' virus corona. Hal itulah yang perlu diantisipasi pemerintah.