Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hai Bunda, 5 Fakta Hamil Kembar yang Tidak Banyak Orang Tahu

Hamil kembar rasanya seperti diberi rezeki dua kali lipat. Bagaimana tidak, begitu melahirkan ada dua bayi lucu yang akan kita rawat. Menurut dr.Khanisyah Erza Gumilar, Sp.OG, dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, secara alami hamil kembar relatif lebih berpeluang terjadi pada pasien dan atau suami dengan riwayat keturunan kembar.

Selain itu, ada beberapa faktor yang memengaruhi peluang wanita hamil kembar yakni ras, keturunan, usia ibu, jumlah persalinan sebelumnya, nutrisi, dan pasien yang menjalani terapi reproduksi berbantu seperti inseminasi dan bayi tabung. Berikut ini lima fakta hamil kembar yang dikutip dari haibundacom.


1. Pendarahan lebih sering terjadi

Pendarahan mungkin lebih sering terjadi selama kehamilan kembar. Menurut Abdulla Al-Khan, MD, direktur dan kepala kedokteran ibu dan anak di Hackensack Pusat Medis Universitas di New Jersey, Bunda akan mengalami lebih banyak pendarahan pada trimester pertama.

Akan tetapi, ini bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Kata Al Khan, pendarahan tidak membuat kram pada perut. Namun, jika Bunda merasa ada yang aneh dan berlebihan, lebih baik ke dokter.

"Ketika Anda kram, melewati gumpalan, dan secara aktif berdarah, itu adalah tanda bahwa ada sesuatu yang terjadi dan Anda harus mencari pertolongan medis," kata Al Khan.

2. Janin kembar tidak menendang lebih awal

"Umumnya ketika Anda hamil kembar, gerakan janin menjadi lebih terlihat pada minggu ke 18 hingga 20 kehamilan, dan hal yang sama berlaku pada kehamilan tunggal," kata Al Khan.

Ketika seorang wanita mulai merasakan gerakan janin, sebenarnya tergantung pada apakah dia telah hamil sebelumnya.

"Jika Anda pernah hamil sebelumnya, Anda tahu apa itu gerakan janin, tetapi jika Anda hamil untuk pertama kalinya, kamu benar-benar tidak bisa membedakan gerakan dari aktivitas pencernaan," ujarnya.

3. Risiko kena diabetes gestasional lebih tinggi

"Risiko diabetes gestasional lebih tinggi pada kehamilan kembar," kata Manju Monga, MD, Berel Held Professor dan direktur divisi kedokteran ibu-janin di University of Texas Health Sciences Center di Houston.

Risiko terbesar dari diabetes gestasional memiliki bayi yang lebih besar dan membutuhkan persalinan Caesar. "Walaupun diabetes gestasional lebih umum, morbiditas yang terkait dengannya kurang umum karena bayi kembar bukan bayi besar," ujar Monga.

4. Risiko preeklampsia selama kehamilan lebih tinggi

"Orang benar-benar tidak tahu apa yang menyebabkan preeklampsia, tetapi kita tahu itu terjadi lebih sering pada kehamilan kembar," kata Monga.

Preeklamsia ditandai oleh tekanan darah tinggi, protein dalam urin, dan terkadang pembengkakan di kaki, tungkai, dan tangan. Ini adalah awal dari eklampsia yang lebih serius dan berpotensi fatal.

5. Risiko lebih cepat melahirkan

Sebagian besar ibu yang mengandung anak kembar akan melahirkan pada usia 36 hingga 37 minggu, berbeda dengan 40 dalam kehamilan tunggal dan beberapa mungkin bahkan lebih awal.

"Secara umum, jika si kembar lahir setelah 34 minggu, seharusnya tidak ada masalah besar, tetapi bayi prematur," katanya.

"Kembar berisiko lebih tinggi mengalami persalinan prematur dan melahirkan dan memiliki tingkat masalah pernapasan yang lebih tinggi," sambung Al Khan.